Rabu, 08 Juni 2011

Matius 20:1-16. Gaya hidup ber-kerajaan-surga


Bacaan, Matius 20:1-16
1:""Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya."
2:"Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
3:Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar."
4:"Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu.
5:Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi."
6:"Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
7:Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku."
8:"Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu."
9:"Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
10:Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga."
11:"Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya:
12:Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari."
13:"Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau.
14:Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu."
15:"Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 16:Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Mulai dari pasal ini Yesus memberikan pencerahan tentang kerajaan surga. Mengapa kerajaan surga harus disampaikan dan mengapa harus dalam perumpamaan.

Banyak pertanyaan kita yang terkait dengan kerajaan surga Tuhan jawab dengan samar-samar, lewat perumpamaan. Ini bisa jadi karena Tuhan Yesus yang adalah Allah kalau menceritakan detil kerajaan surga (lokasi, suasana, layout, apa kesibukan, dll) maka orang akan terpaku dan terus menghayal seperti yang disampaikan, atau menimbulkan kehebohan dan kemudian eksistensi Yesus dipertanyakan. Bisa juga karena Yesus sebagai manusia (lahir dalam daging dan dibesarkan dalam daging) detil kerajaan surga belum terjangkau lewat pengalaman kedagingan Yesus. Bisa juga kerajaan surga bukanlah suatu system, atau tempat tetapi sebagai suatu karakter atau gaya hidup yang harus dikejar setiap orang.

Perumpamaan ini tentang upah yang diberikan tuan kepada pekerja untuk mengelola panen kebun anggur sang tuan.

Tuan tidak bisa mengerjakan panen kebunnya, harus orang lain. Dan tuan bergiat mencari pemanen pagi hari.

Tuan tidak mendapatkan pekerja dalam sekejap, ada proses. Tuan memanfaatkan hadirnya satu hari (pagi sampai sore) untuk dimanfaatkan, tidak harus dipaksakan semua pekerja diperoleh di pagi hari. Ada pekerja yang ditemukan pagi, ada yang siang dan ada yang sore. Demikian sifat dari pekerja, tidak semua nongol serentak diawal. Ada proses menemukan dan ditemukan. Pointnya adalah sang tuan yang rajin mencari pekerja. Inilah contoh/teladan tuan yang penting ditiru kita.

Sebelum bekerja ada kontrak yang harus disepakati antara tuan dan calon pekerja. Kontrak ini penting dan utamanya berbicara upah (dan tentunya juga tata-cara). Kontrak karena tuan tidak mau ada masalah dikemudian hari, dan bagi pekerja juga memberi ketenangan dan kepastian dalam bekerja.

Apa semuanya beres, seharusnya demikian. Namun yang menarik adalah waktu bagian penerimaan upah. Timbul ketidak-puasan. Pekerja pada ribut. Dengan membandingkan upah, maka dirasakan ada ketidak adilan. Hmm apakah demikian.

Pekerja merasa ada ketidak-adilan, menurut standar mereka. Kontrak ya kontrak, tapi mengapa orang yang kerja sedikit mendapat upah yang sama dengan yang kerja banyak?. Disini menariknya sifat kerajaan surga menurut Yesus.

Keadilan atau ketidak-adilan tidak berkaitan dengan banyak orang atau antara orang, namun berdasarkan kontrak yang telah ditetapkan antara satu orang dan Tuhan. Ini bisa menjelaskan kenapa ada orang yang hidupnya kelihatan lebih beruntung dari saya, atau ada orang yang hidupnya kelihatan santai tapi banyak rejeki. Setiap orang berbeda hasilnya dan tidak otomatis kita bisa menetapkan sendiri bahwa itu adil atau tidak adil. Soal keadilan atau tidak, kita harus bertanya kepada Tuhan yang telah membuat kontrak dengan kita, dan kita tidak bisa memakai kehidupan orang lain untuk menjadi alasan suatu ketidak adilan. Kita iri misalnya tentang sulitnya membangun gedung gereja di negara kita padahal negara ini disebut pancasila yang mempunyai toleransi, dan kemudian kita berteriak tidak adil. Berteriak kepada siapa, kepada Tuhan atau kepada negara. Tepatnya kita berteriak ketidak adilan kepada Tuhan, karena dengan sepengetahuanNya keadaan negara itu terjadi. Dia bisa menghukum umatNya karena pelanggarannya, atau membiarkan suasana ketidak adilan sebagai ujian bagi iman umatnya, atau Dia membiarkan karena itu adil dipandang Allah. Kita bisa mengambil contoh-contoh yang lain. Intinya keadilan atau ketidak adilan ada di tangan Allah, dan kita harus datang kepadaNya untuk mendapatkan penjelasan.

Kita juga belajar bahwa upah karena bekerja adalah hak setiap orang. Jadi, upayakan terus bergiat, jangan malas, karena upah yang sebanding akan kita dapatkan. Jangan mempunyai sikap meminta-minta, itu bukan karakter kerajaan surga. Tuhan yang akan memberikan mu pekerjaan karena Dia sedang mempersiapkan kita untuk menjadi pekerja-pekerja tangguh di kerajaanNya.

Diajarkan juga, kita harus bersyukur dengan upah yang kita peroleh, karena itu pemberian dari Tuhan, jangan protes.

Selamat bekerja