Senin, 07 Februari 2011

Renungan Matius 11. Alasan untuk tidak kecewa

Apakah pernah mengalami tidak dipercaya orang atau keluarga. Kesal dan marah mungkin timbul dalam pikiran kita, apalagi kita merasa kita sudah melakukan yang terbaik. Tuhan Yesus pernah mengalami diragukan sebagai juruselamat atau kerajaan surga yg sudah datang itu. Yohanes begitu antusias menyambut Yesus sebagai juruselamat yg datang menebus manusia(bangsa israel). Bahkan dia yg menyatakan juruselamat sebagai kerajaan surga yg sedang datang kedunia. 
Namun, setelah dipenjara oleh karena menegur raja Herodes, dia mengalami keraguan atas eksistensi Yesus sbg anak Allah. Mengapa demikian, mungkin karena harapan dia dan kelompoknya bahwa Kerajaan surga yg dimaksud adalah untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan romawi. Alasan ini rasanya tidak lengkap karena bagi seorang Yohanes yg menyaksikan kuasa dan hadirat Allah ketika Yesus selesai dibaptis, lebih melihat pekerjaan Allah untuk menjadikan kerajaan Allah sebagai sesuatu yg spiritual daripada duniawi. Yohanes juga tidak menyukai hidup duniawi dengan tinggal di padang gurun dan memakan belalang sebagai makanannya. Pengaruh karena dipenjara serta informasi yg tidak lengkap tentang kehidupan Yesus dan kelompoknya, dapat membuat Yohanes sbg manusia terbatas bisa misjudgment. Bagaimana sikap? Yesus Matius 11:7 berkata setelah murid2 Yohanes meninggalkan Yesus maka Yesus pun menegaskan siapa diriNya dan siapa Yohanes. Ini harus dilakukannya karena Dia pun melihat keragu-raguan yg timbul dalam hati setiap orang yang ada disekitarNya ketika dialog murid2 Yohanes dan Yesus (ayat2-6). Sikap Yesus pertama adalah menjelaskan siapa Yohanes. Yesus menegaskan kembali bahwa Yohanes benar org yg diutus Allah mempersiapkan jalan bagi keselamatan dunia. Bahkan yohanes ditegaskan sebagai lebih daripada nabi(9) dan yg terbesar dari semua yg diahirkan didunia(11), sekalipun disurga itu tidak dianggap. Ini penting ditegaskan Yesus supaya orang disekitarnya tetap percaya bhw Yohanes adalah 'penjelmaan dari Elia'(14) dan sbg utusan pendahulu juruselamat yang datang kedunia. Karena dengan demikian Yesus yg dipersiapkan oleh yohanes akan kedatangannya menjadi kebenaran yg dipercayai juga. Sikap Yesus yang kedua adalah menegur mereka untuk tetap jangan goyah karena Dia sadar bahwa ada kerajaan bukan surga yg berusaha menyerongkan orang agar tidak percaya akan kerajaan sorga. Ini dinyatakan diayat 12. Pengertian diserongkan ini adalah suffer violance (sabda.org), mengalami kekacauan. Jadi kita bisa melihat bahwa secara diam2 ada kuasa lain yg berusaha mengalihkan manusia tidak masuk dlm kerajaan surga dengan menimbulkan kekacauan diantara manusia lewat sistim, organisasi, mekanisasi. Kelihatan oleh kasat mata damai, aman, tenteram karena teratur, tapi sebenarnya kekacauan terjadi. Mengapa? Kita bisa melihat timbul perpecahan, organisasi gereja baru, saling menyalahkan denan dalih kebenaran. Kenapa dikatakan ini muncul setelah Yohanes pembaptis? Karena Yohanes pembaptislah yang menggemakan kata kerajaan surga sudah dekat. Pengertian kerajaan kan sbg suatu organisasi, suatu sistim, suatu mekanisme yg bisa diterjemahkan kearah ketertiban, namun semuanya dilihat secara dunia. Itu sebabnya di ayat 7 dan 8 dimana Yesus memperhatikan respon orang mencari kerajaan surga dengan mengukurnya secara duniawi yakni tempat tinggal, pakaian, makanan, simbol2, Yesus menegur mereka dengan keras di ayat 15, siapa bertelinga hendaklah ia mendengar dan ayat 17-20 yg menyindir mereka sebagai banyak ngomong tapi tidak ada action. Ujung2 dari sikap seperti itu adalah tidak ada pertobatan dan tidak masuk kerajaan surga. Siapa yg disalahkan, ada penyesat (yg membuat serong) dan ada pengikut yg ngomong doang. Sikap Yesus yg ketiga adalah menyerang kota (ayat 21-24). Penglihatan Yesus adalah peran kota penting untuk memfasilitasi orang masuk kerajaan surga. Ketika pendudu disitu tidak bertobat walau banyak mujizat maka kota pun menjadi sasaran tembak. Itu makanya perlu doa untuk kota krn kota melambangkan sistim, organisasi, mekanisme dunia yg cenderung menyesatkan orang penduduk utk bergeming dengan pola kerajaan surga yg tentu sangat berbeda. Orang melihat kota sebagai sistim yg membawa ketertiban, keamanan dan kesejahteraan, padahal ujung2nya org tidak dibawa kedalam kuasa surgawi. Sikap Yesus yg keempat adalah belajar dan mengembangkan diri. Yesus mengevaluasi dan menyimpulkan bahwa semakin orang pintar dan bijak semakin dia menjauh dari kerajaan surga (ayat 25). Oleh Yesus sikap menjauhkan diri ini digerakkan oleh Allah sendiri yg menutup hati mereka akan hal-hal yg penting menurut ukuran surga. Kita diajarkan untuk lebih banyak mendengar dari orang kecil krn mereka yg Allah ijinkan untuk mengerti rencana Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar