Minggu, 20 Februari 2011

Renungan Matius 12. Keluarga dalam Kristus

Renungan dari Matius 12 diakhiri dengan pernyataan Yesus akan siapa sebenarnya keluarga Kristus. Ayat 50, Yesus berkata "Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." Perkataan ini Yesus sampaikan karena seseorang memberitahu kepada Yesus akan datangnya ibu dan saudara-saudara Yesus pada saat Yesus sedang sibuk melayani. Begitu sibuknya sampai ibu dan saudara-saudaraNya tidak bisa mendekati Yesus (47). Ada seotrang yang tahu bahwa mereka adalah anggota keluarga Yesus dan berusaha membantu mendekatkan mereka kepada Yesus.
Pemahaman keluarga secara normal jelas berhubungan dengan ikatan darah. Namun disini Yesus memberi pemahaman baru tentang arti keluarga. Selain keluarga karena ada ikatan darah, maka keluarga pun dapat dipahami sebagai suatu kelompok yang saling memperhatikan dan anggotanya mempunyai peran masing-masig untuk hidup,bertumbuh dan dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama. Didalamnya ada kerukunan, persatuan, persekutuan, kenyamanan, ketenteraman dan sukacita. Yesus memandang hubungan Dia dengan murid-muridNya sebagai suatu keluarga. Secara lantang Yesus sampaikan kepada orang banyak. Mungkin murid-muridNya pun kaget dengan pernyataan itu. Namun apa yang Yesus sampaikan itu adalah kebenaran. Selain fungsi keluarga seperti yang telah disampaikan diatas, Yesus menambahkan satu aspek penting dalam menjadi anggota KeluargaNya yakni melakukan kehendak Bapa sama seperti yang Ia lakukan bersama murid-murid Nya. Melakukan kehendak Bapa merupakan prioritas bagi semua anggota keluarga Kristus. Karena dari sanalah tersimpan damai sejahtera, kasih, kerukunan, ketenteraman, sukacita, kesatuan dan kejelasa fungsi masing-masing anggota keluarga. Bila diantara anggota keluarga ada konflik dan berakhir dengan perpecahan, maka harus ditinjau kembali apakah keluarga tersebut sudah mendasari. Karakter keluarga Kristus. Menjadi keluarga Kristus berarti Yesus mengaku dihadapan siapa saja bahkan dihadapan BapaNya siapa saudara-saudaraNya itu. Sederhana bukan. Pemahaman melakukan kehendak Bapa disini bukan karena terpaksa tapi penuh kesenangan dan menjadikan segala sesuatu ringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar