Rabu, 06 April 2011

Renungan Matius 17:24-27. Tunduk dan menghormati

Bacaan Matius 17:24-27
24:"Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?
25:Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?
26:Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya.
27:Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.

Cerita ini mengungkapkan isi hati Tuhan Yesus tentang kehidupan Kristiani di tengah dunia ini.

Pada masa Yesus ada kewajiban setiap warga negara harus membayar 'pajak' atau bea untuk bait Allah sebesar dua dirham. Jelas bahwa ada aturan setiap warga wajib membayar untuk mungkin perawatan bait Allah. Dari segi kegunaan saya pikir wajar saja, namun bila dipelajari lebih dalam bahwa para pemungut bea akan mengambil sebagian dari pajak itu untuk biaya kehidupan mereka.

Ketika Petrus ditanya apakah juga membayar pajak tersebut, jawab petrus iya.

Namun Tuhan Yesus memperhatikan jawaban petrus dan kemudian mengambil kesempatan untuk memberi pandanganNya. Yesus menguji petrus dengan beberapa pertanyaan:
1. Yesus menekankan bahwa ada dua jenis kerajaan yakni kerajaan dunia dan kerajaan Allah 2. Bahwa kerajaan dunia wajib menagih bea kepada rakyatnya didunia, dan Yesus setuju itu 3. Bahwa Yesus dan murid-muridNya adalah bukan warga kerajaan dunia tetapi warga kerajaan Allah yang digambarkan sebagai orang asing.
4. Jadi kalau mereka sebagai orang asing atau warga kerajaan Allah tidak harus tunduk dengan aturan kerajaan dunia 5. Namun karena numpang di dunia yang Tuhan Yesus istilahkan sebagai jangan menjadi batu sandungan, maka kita sebagai warga kerajaan Allah tetap harus membayar bea. Bukan tunduk kepada aturan dunia, tapi menghormati apa yang diatur di dunia, dan jangan menjadi contoh yang buruk sehingga tidak memberi kesaksian yang baik bagi orang lain sebagai pintu masuk orang mengenal kerajaan Allah dalam diri kita.
6. Untuk itu (agar tidak menjadi batu sandungan) Tuhan Yesus mengerahkan kuasaNya menolong kita agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat lain 7. Dan ternyata kelebihan dari yang Tuhan berikan itu Tuhan ijinkan untuk kita pakai dalam hidup kita. Luar biasa kan

Jadi menyimpulkan apa isi hati Tuhan sebagai berikut:
1. Kita harus tetap sadar dan taat bahwa kita adalah warga kerajaan Allah bukan kerajaan dunia 2. Selama kita numpang di dunia Tuhan melengkapi kita untuk menghormati aturan yang ada, tapi bukan tunduk 3. Kelengkapan yang diberikan bisa seperti materi akan dipakai untuk menjalankan hidup kita agar menjadi teladan dan menjadi pintu masuk orang mengenal Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar