Minggu, 06 Maret 2011

Renungan Matius 14. Takut yang menyebalkan

"Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!""Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus." "Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"" (Matius 14:26-30)

Ada dua jenis ketakutan yang kita baca di bagian alkitab ini. Ketakutaan pertama adalah ketika murid-murid melihat sesosok 'mahluk' berjalan diatas air sementara mereka sedang panik juga dalam mengatasi kapal yang dihantam badai. Ketakutan ini didasari dari keterkejutan mereka yang tidak menyangka ada sesuatu bisa berjalan diatas air, dan hampir pasti bagi pelaut selalu mengarahkan kepada hantu. Ketakutan seperti melihat hantu itu membuat mereka berteriak, dalam bahasa aslinya to cry out loud artinya berteriak sangat keras.

Ketakutan kedua dialami oleh Petrus yang saat itu mungkin dengan bangga, heran dan terkejut dapat berjalan diatas air. Takut yang dialami oleh petrus ini mengambil kata yang sama dengan takut yang dialami oleh murid-murid seperti melihat hantu. Kata takut ini berasal dari kata asal 'phobeo' yg artinya to flight by terrifying (to scare away) = terbang ketakutan, atau terbirit-birit lari ketakutan. Jadi ketakutan ini adalah ketakutan yang sangat yang tidak sanggup lagi dihadapi, istilahnya kalau bisa pingsan saja deh.

Kita perhatikan murid-murid Yesus yang berpengalaman di laut tidak bisa mengandalkan pengalamannya itu untuk menghadapi sesuatu yang tidak diharapkan, sekalipun itu masih berada dalam lingkungan pengalaman mereka. Demikian juga Petrus yang sudah tahu bahwa sang Guru yang luar biasa berkuasa berdasarkan pengalaman hidup bersama, bahkan yang mengajak turun ke laut, tidak dapat menggunakan penngalaman dan pengetahuannya untuk mengatasi rasa takutnya.

Pengalaman dan pengetahuan tidak mampu menyelesaikan masalah ketakutan yang kita alami dalam hidup. Angin sakal maupun angin kencang yang ada disekitar murid dan petrus tidak akan disingkirkan oleh Yesus, sekalipun mereka adalah murid-murid Yesus. Allah membiarkan angin sakal dan angin ujian datang menghampiri kita. Bagaimana sikap kita.

Sebagai manusia, wajar kalau kita takut bahkan takut yang amat sangat. Ini fakta, buktinya murid-murid mengalaminya. Alkitab mengajari kita demikian. Takut tidak bisa dihindarkan. Namun takut yang demikian sangat menyebalkan kita sebagai murid yang harus punya tekad bertumbuh dan selalu bisa naik kelas.

Takut dapat membuat kita mengalihkan perhatian dari kasih dan anugerah Tuhan Yesus. Itu sebabnya Tuhan Yesus merespons ketakutan kita dengan 2 hal yakni janji:
- jangan takut
- hai orang kurang percaya mengapa engkau bimbang? (Ayat 31)
dan tindakan menolong yakni:
- memerintahkan angin untuk diam
- mengangkat petrus

Kita belajar bahwa takut karena suasana lingkungan yang tidak nyaman dapat membuat kita kehilangan fokus dan Tuhan tidak menyukai hal itu. Kita belajar bahwa mengatasi rasa takut hanya dengan datang kepada sang pemberi janji dengan jaminannya: jangan takut, jangan bimbang hadapi dengan tenang, Aku menyertaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar