Kamis, 24 Maret 2011

Renungan Matius 16. Gereja yang dimaksud Yesus

Matius 16:18, "Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.". Dalam bahasa Inggrisnya jemaat yang dimaksud adalah gereja (Church).

Akhir-akhir ini kita mengalami bagaimana banyak gereja dirusak, dibakar dan dilarang dibangun, sekalipun secara hukum sampai pada putusan tertinggi ijin membangun gereja sudah dikabulkan. Namun karena desakan sekelompok orang yang mengklaim bahwa persetujuan tanda-tangan dari tetangga bangunan gereja tersebut adalah dilakukan secara paksa maka mereka bersikeras bahwa pembangunan dan ibadah tetap tidak boleh dilakukan.

Mari kita lihat gereja yang dibentuk dan dibangun menurut Yesus Kristus. Kepada petrus Yesus berkata di atas batu karang ini Aku akan membangun gerejaKu dan kuasa alam maut tidak akan bisa menaklukkannya. Ini Yesus katakan setelah dengan tulus Petrus mendeklarasikan bahwa Yesus adalah Mesias, "Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"(Ayat 16).

Sederhanya gereja Yesus dibangun berdasarkan pengakuan yang kokoh bahwa semua anggota percaya dan tegas mengatakan Yesus adalah mesias, anak Allah yang hidup. Mesias berarti yang diurapi, hanya satu-satunya pemimpin, raja, dan anak Allah yang hidup. Hidup artinya nyata, selalu hadir, selalu mendengar, dan yang mengambil keputusan dalam kehidupan anggota jemaatNya. "Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung." (Yesaya 42:8). Demikianlah Yesus sebagai anak Allah menyatakan siapa diriNya, dan Dia melihat itu dalam hati Petrus.

Lalu bagaimana kita lihat gereja saat ini. Gereja lebih mengutamakan organisasinya dan sinode/klasis yang mengatur kehidupan jemaat/gerejanya langsung maupun tidak langsung. Jemaat harus tunduk bukan saja pada alkitab tapi pada tata tertib yang dikeluarkan dari gereja lokal sampai pusat. Kita lihat juga organisasi gereja yang begitu solid dari seluruh dunia dan berpusat di roma. Banyak gereja yang mulai kecil menjadi besar, dan karena kebesarannya, maka demi ketertiban dan ketenangan harus diatur dibuat sistim hirarki, pembiayaan dilakukan, renumerasi diterapkan, sistim kinerja berdasarkan prestasi (yang diukur dari jumlah jemaat atau jumlah persembahan) dilegalisasi. Lalu dimana peran Yesus sebagai pemimpin, hmm... sebagaimana lazimnya Beliau ditaruh dipojok, dan akan dipakai kalau diperlukan. Gereja kehilangan semangat Petrus. Semangat Petrus adalah kesederhanaan, kepolosan, langsung, tidak memikirkan apa yang terjadi besok, totally surrender kepada Yesus.

Bagaimana kita menyikapi gereja yang dibakar dan lain-lain. Bagi saya adalah bersukacita, karena itu yang telah disampaikan Yesus kepada jemaatNya. Karang yang dimaksud Yesus adalah bukan hati yang keras seperti karang, tetapi jiwa yang tenang menghadapi gempuran ombak berulang-ulang. Tidak harus bereaksi, tidak harus berteriak dimana keadilan, katanya negara pancasila, dll. Gereja bukanlah gedungnya, gereja adalah jiwa yang bebas merdeka tanpa dibatasi dinding-dinding yang akan mengukir kesombongan, kepuasan, dan denominasi. Ada berapa banyak denominasi di dunia, ribuan bahkan puluhan ribu. Mana nanti yang akan diterima di surga, maaf tidak ada selama Yesus tetap ditaruh dipojok demi kepentingan aturan dan organisasi denominasi tersebut.

Mari kita mulai menjadi jemaat Kristus bukan karena baju denominasi kita, seperti sikap Petrus demikian kita menjadi karang yang akan dibangun Kristus jemaat diatasNya. Jemaat adalah milikNya , tugas kita adalah menggembalakan domba-dombaNya, maka kita disebut mengasihi Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar