Rabu, 02 Maret 2011

Renungan Matius 14. Kerajaan dunia versus Kerajaan Surga

Pernahkan mendengar kerajaan dunia versus kerajaan surga. Mungkin belum. Kitab Matius pasal 14 ini sedikit menguraikan bagaimana kerajaan dunia pernah dihadapkan dengan kerajaan surga. Ayat 1 mengatakan "Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah." Herodes adalah raja diwilayah dimana Yesus ada dan baru di pasal 14 ini Herodes mengetahui siapa Yesus.

Herodes sudah mempelajari pekerjaan Yesus, mungkin dia juga mendengar dari orang banyak dan akhirnya dia menyimpulkan di ayat 2 "Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya."

Herodes sadar bahwa Yesus memiliki kuasa seperti menyembuhkan, membangkitkan dan lain-lain namun dia memperkirakan kuasa itu dari Yohanes pembaptis.

Anyway, Herodes sebagai seorang raja melihat bahwa Yesus bisa dipandang sebagai saingannya karena mempunyai pengaruh bagi kehidupan di kerajaannya.

Apakah terjadi perang antara kedua 'raja' tersebut. Hasilnya ternyata tidak. Diayat 13, "Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka." Yesus kemudian menyingkir dari wilayah kerajaan Herodes dan mengasingkan diri. Mengapa Yesus mengasingkan diri. Mengapa Dia tidak berhadapan dengan Herodes dan menegor Herodes karena sikap dan perbuatannya membunuh Yohanes lantaran tidak sanggup menolak permintaan putri tirinya agar Yohanes dipenggal kepalanya(ayat 8 dan 9). Bukankah fungsi kita juga menegur ketika sesorang melakukan kesalahan dihadapan Tuhan?

Sebagai perbandingan matius 14 ayat 13 kita bandingkan dengan Markus 6:31, "Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat."

Dari sini kita bisa merasakan bagaimana Yesus merasa tidak perlu berhadapan dengan Herodes karena ada prioritas lain yakni beristirahat sejenak dari kelelahan fisik, bahkan dari rasa lapar karena mungkin selama pekerjaan mereka belum sempat makan. Yesus berpikir, Aku akan kembali berhadapan dengan Herodes, tapi bukan sekarang. (Kita ingat Yesus kemudian berhadapan dengan Herodes setelah Dia ditangkap di taman Getsemane).

Apa prioritas Kristus. Renungan sebelumnya kita diajarkan perumpamaan Penabur, dimana kerajaan Allah seumpama benih yang ditabur di tanah yang baik. Benih harus masuk dalam tanah yang baik, bukan berbatu atau bersemak duri. Tanah. Itu yang menjadi prioritas Allah. Tanah yang baik adalah hati manusia yang siap menerima firman Allah.

Kita tahu setelah menyingkir, Yesus melakukan pekerjaan menggugah hati orang yang berbondong mengikuti Dia dan murid-muridNya sekalipun mereka harus berjalan memutar (lewat darat) sedang Yesus dan murid-murid dengan perahu (Matius 14:13). Dia menyembuhkan mereka, mengajar hal kerajaan surga dan memberi makan 5000 orang laki-laki.

Perhatikan Yesus lebih prioritas mengolah tanah (hati) yang baik yang ada pada orang-orang yang begitu haus dan lapar akan kebenaran sementara seorang raja besar yang mengusai puluhan bahkan ratusan ribu rakyat dibiarkan untuk tidak dijamah hatinya. Inilah otoritas Allah, namun juga merupakan pilihan manusia untuk memilih haus akan kebenaran.

Kerajaan Allah adalah menabur benih di tanah yang baik (hati yang haus kebenaran), sedang kerajaan dunia lebih mementingkan hati yang dibangun dengan keangkuhan, pementingan diri dan kehormatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar