Senin, 10 Januari 2011

Renungan Matius 7

Selamat hari kamis 6 jan. Matius 7:6-12. Ayat 6:jangan beri barang kudus kpd anjing dan jng beri mutiaramu kpd babi supaya jng diinjak2nya dan balik mengoyakmu. Ayat ini berat krn bgmn kita mengetahui seseorg itu anjing atau babi. Sebelumnya kita dibilang jng menghakimi, skg dibilang hrs tahu mana anjing/babi. Anyway, ayat ini mengajar kita berhati2. Apa yg kita berikan ada balasannya. Termasuk apa yg kita berikan paling baik(barang kudus atau mutiara) kalau diberikan kpd org yg tidak tepat(jenis anjing/babi) maka boro2 kita harapkan balasan yg baik, bisa2 kita yg kena batunya. Ayat ini spesial utk hal2 yg spesial saja. Tidak bisa digeneralisir, krn Tuhan Yesus juga mengajar beri pipimu yg sebelah kalau ditampar pipi yg satunya. Siapa anjing dan siapa babi, hanya Tuhan yg bisa memberi tahukan kpd kita. Ayat 7-11 sering kita hafal dan pakai. Mintalah, carilah dan ketoklah, maka Bapamu yg disurga akan memberikan. Kalau bapa dunia saja bersedia memberi kpd anak2nya, apalagi bapa yg disurga. Ini dikaitkan dng hal kekawatiran yg sdh dibicarakan sebelumnya. Solusi utk tdk kawatir adalah minta( beda dng iklan jangan minta tapi beli). Bapa disurga bilang minta (gratis) nggak usah bayar. Tapi kenapa kita kadang tidak minta padahal kita perlu. Karena kita kurang percaya, atau sdh minta tapi tdk dikasih. Bisa krn waktu blm tepat, tapi juga krn apa yg kita minta bukan apa yg menurut Bapa kita butuh(needs) tapi yg kita minta yg kita inginkan(wants). Ayat 12 menyimpulkan semua hukum Taurat: apa yg kita mau org berbuat kpd kita, ya perbuatlah spt itu. Menurut pendapat sy ada dua hukum besar dlm iman kristus yakni hukum kasih dan hukum tabur-tuai. Apa yg kita tabur itu yg kita tuai, namun kasih Allah akan menolong kita agar kita tetap selamat. Lihat daud, dia tetap dikasihi Allah, tapi perbuatannya yg salah tetap dpt hukuman setimpal. Selamat merenung. Tuhan Yesus memberkati kita.

5 komentar:

  1. Rita ‎​Simanjuntak: Ayat 6-10 tentang memberi dan meminta. Apa yg diberi dan apa yg diminta. Siapa yg memberi dan siapa yg meminta. Selain yg diuraikan tadi, saya terpikir bahwa kalau kita bersikap seperti -sorry- anjing,maka kita tidak akan diberi barang yg kudus, demikian juga kalau kita bersikap seperti -sattabi- 'babi', juga kita tidak pantas untuk mdapat mutiara. Berarti selain kita diajak utk meminta, kita juga diingatkan utk tau diri... (B*b* kok minta mutiara...) :D.

    BalasHapus
  2. Saut Simanjuntak:

    Bagus juga renungannya, memang penatua. Betul jangan rendahkan diri spt babi atau anjing. Padahal dagingnya enak, dimakan org batak /manado lg

    BalasHapus
  3. Rita Simanjuntak:

    Terpikir juga kok contohnya ... dan ... ya... Jadi lapar...

    BalasHapus
  4. Tiur

    Heheh jadi teringat sms mama arga katanya dia mimpi; bapaknya natan sedang ngobrol dgn temannya trus mendadaak temennya jadi singa dan melahap kepala bapa natan. Itu mimpi mama arga.

    Nah siapa yg tau kalu temennya itu babi atau anjing ‎​Utk itu perlu waspada dan minta roh agar kita dipimpin dalam setiap pergaulan kita. Amin

    BalasHapus
  5. Saut Simanjuntak:‎​Tentang mimpi. Kita bisa saja masuk ke google dan ketik 'mimpi dimakan singa' nanti akan muncul banyak sekali tafsiran/arti mimpi itu. Apa yg sy maksudkan adalah mimpi itu hrs ditelaah , apakah alkitabiah atau tdk. Ketika yusuf, daniel bermimpi mereka langsung dapat artinya lewat malaikat atau Allah sendiri. Allah memastikan bhw apa yg ingin Dia sampaikan kpd hamba2Nya hrs jelas. Jadi ketika mimpi itu dari org lain, perhatikan hrs ada juga penjelasan dari Allah arti mimpi krn Allah mau memberi pesan yg jelas. Kalau itu tdk jelas, sama spt yg sy bilang, cari saja ke google. Kalau soal berdoa kita tiap pagi berdoa utk semua hal. Doa Yabez contohnya, doa bapa kami juga. Yg penting kita tetap memusatkan kpd Allah sumber berkat kita sehari2. Jangan jadi terpengaruh atas berita mimpi dan akhirnya kawatir. So, mimpi hrs datang dr Allah dan Dia yg akan menjelaskan artinya langsung. Kalau tidak, kita bisa kawatir dan cari2 jawabannya

    BalasHapus